Produktivitas kayu dari pengelolaan hutan alam saat ini masih
sangat rendah yaitu kurang dari 1 mᶾ/ha/th sedangkan estimasi dengan penerapan
teknik silvikultur intensif (Silin) dalam Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) akan
bisa menjadi 4 – 6 mᶾ/ha/th bahkan lebih besar lagi. Karena pada sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) yang umumnya sekarang digunakan, ruang tumbuh yang
ada sangat sedikit dan tak mampu mendorong pertumbuhan permudaan alam secara
optimal serta minim dengan input teknologi, disamping itu kinerja pembinaan
hutan pada sistem TPTI menjadi sulit dinilai dan rawan dengan perambahan hutan.
Dengan penerapan sistem TPTJ dengan teknik silin kepastian
dalam jangka panjang lebih terjamin, ruang tumbuh tanaman unggulan bisa optimal
dan ada input teknologi, sehingga produktivitas nya menjadi lebih tinggi,
penyerapan tenaga kerja lebih besar dan ada pengakuan status kawaan secara
adat.
Hasil penelitian dari akademisi pada penerapan sistem TPTJ
dengan teknik silin menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis dan kualitas tanah
secara umum “Tidak ada perubahan secara nyata”.
Penyiapan lahan dan Penanaman
1. Pembuatan
jalur bersih lebar 3 meter, jarak antar jalur 20 meter.
2. Pemasangan
ajir, jarak antara ajir tanam 2,5 meter, ajir dibuat dari kayu diameter 5 -7 cm.
3. Pembuatan
lubang tanam, ukuran 30cm x 30cm x 30cm.
4. Lubang
tanam di isi dengan top soil yang diambil dari sekitar pohon induk yang cukup mengandung mikoriza.
5. Pembebasan
naungan, dikerjakan secara semi mekanis dengan menggunakan chain saw.
6. Dalam
penyiapan lahan baik manual maupun semi mekanis apabila didalam jalur bersih
ditemukan anakan alam dan permudaan jenis komersil dan pohon yang dilindungi
tetap dipertahankan dari pemeiharaan.
7. Kegiatan
penanaman dilakukan setelah penyiapan lahan selesai dilakukan, yang diawali
dari pengangkutan bibit dari persemaian ke pondok bibit di pinggir petak,
pengeceran bibit di dalam jalur, kemudian baru dilakukan penanaman yaitu satu
bibit untuk setiap lubang tanamnya.
8. Bibit yang telah ditanam diisi serasah (pemulsaan)
untuk menjaga kelembaban tanah sehingga perkembangan mikoriza dan pertumbuhan
bibit meranti bisa optimal.
loading...
Comments
Post a Comment